Senin, 18 Oktober 2010

Fisika, mumet rek... Part 2


Fisika, mumet rek...
Part. 2
****

Ya ya ya, meski awal kelas 12 gw diwarnain insiden " NOL " tapi tetep life must go on * wekekek apa ngaruhnya =D

Dan seperti biasa gw paling takut/ uring uringan setiap pelajaran fisika ada, dan sialnya kelas gw dapet jam fisika di jam pertama mulu, jadi bener2 fresh tuh guru buat nge bully2 gw x_x

Okay langsung aja ke kisah tak berujung ini

------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini bukan soal style nak, ini masalah tanggung jawab ...

Pagi itu seperti biasa dari rumah, gw berangkat jam setengah 6. Dengan memakai hoodie - angkatan (sma 34 -Red) gw membelah jalanan ibukota dengan belalang tempur kesayangan,
yeah B-) tentunya dengan gaya ghost rider tangan didepan 2 kaki dibelakang 2, dagu nempel ke stang motor, pan*** nonggeng

Sampai lah gw disekolah, seperti biasa ambil duduk didepan, (bukannya sok jadi anak rajin, tapi emang gw waktu itu telat take bangku jadi lah gw didepan). Gak gw lepas lah tuh hoodie sampai akhirnya bel masuk sekolah dibunyikan *tenonet tenonet (belidong - belidong abang cape dorong ) *eskrim walls dorongan

Mulailah tragedi dimulai, Sang Professor menjelaskan ngalor ngidul dan gwnya hanya mampu menatap takjub :datar

Apes ato emang gw selalu jadi sasaran, tuh guru nanya lah suatu pertanyaan yang gw lupa pertanyaan apa, tapi itu nggak penting.

Professor : Ok, kalo begitu bapak punya pertanyaan, hmm untuk yang 2 orang ini..

( yang memakai hoodie(sweater), dikelas itu yang make hoodie cuma gw sama si " Dia " woah sebuah kebetulan yang gak diduga - duga, inilah yang namanya takdir tuhan ^^ )

Tapi gw tersadar dari lamunan itu, gw tau gw bakal jadi sasaran empuk guru ini lagi,Bukannya gw siapin jawaban tapi gw malah nyiapin alibi aja kalo gak bisa jawab =D

Professor : ya kamu mas coba ...................... ? (gw lupa pertanyaannya apa)
Si bodoh : (cuma nyengir - nyengir sambil tangan kanan garuk kepala, tangan kiri mengimbangi nggaruk pantat) :ngakak

Professor : kalo kamu mba ?
Si Dia yang cantik dan pintar : bla bla bla.....

whooooaaaaa, pinter bener sih kamu.. :puyeng

Lanjutlah, ternyata bukan jawaban dari pertanyaan itulah yang diinginkan oleh si Professor tapi dia bermaksud memberikan petuah2 dengan cara memanfaatkan gw. :hammer

Professor : Sebenernya bapak ingin tau saja, kenapa sih kamu kok berani ya memakai baju/hoodie/sweater kebanggaan sekolah ? apa kamu merasa yakin membawa nama baik sekolah ?

Professor : Bapak aja ragu memakai jakun saya, kalo dimana - mana, entah di UI-nya ato dimana pun berada, karena saya malu kalau citra UI rusak karena tingkah laku saya, oleh karena itu saya memutuskan untuk tidak memakainya kecuali saya merasa betul betul pantas memakainya, dan saya lihat yang memakai almamater ui terkadang anaknya gak pinter - pinter amat, malah cenderung malu - maluin *jleb x_x nohok bener nih dihati gw

Professor : Nah ternyata mba ini termasuk yang bener, dia memakai hoodie angkatan tapi mampu mempertanggung jawabkan nama baik yang dibawanya

Temen gw ada yang nyeletuklah,
si Mentari : hoo kalo gitu dia gak bener dong =D sambil nunjuk ke gw, Diketawain lah gw sekelas wakakaka :ngakak

Profesor ini gak seperti biasanya, biasanya kalo abis bercandain murid dia langsung minta maaf atau buat ini seolah - olah guyon, tapi kalo sama gw kok kayaknya selalu beda ya dia cuma senyum ke gw doang, gw bales lah dengan senyuman kampret

Yah ambil positifnya, sebenernya gw juga gak ada niatan sama sekali memalukan nama almamater, apalagi memalukan diri sendiri seperti ini.

Yang dibilang guru itu bener banget, sekarang malah gak jarang anak - anak bangga memakai almamaternya lantas foto sana sini, sekedar bergaya, tanpa mengerti tanggung jawab yang mereka gendong *jamu gendong kalee okelah " mereka pikul " *kok rasanya kaya nguli bangunan x_x

Kalian ngerti lah maksud saya....

Tapi saya juga punya pandangan lain, okelah saya akui memang saya salah
Tetapi coba pikir, kalau semua orang menjadi merasa takut terbebani tanggung jawab itu tentunya bakalan jarang ada yang make almamaternya, dan imbasnya justru rasa bangga(nasionalis) itu perlahan memudar.

Karena takut mereka menjadi nggak berani mengambil resiko, karena takut mereka hanya bertindak yang itu itu saja, gak berani berbuat yang berbeda, hanya menekuni apa yang mereka mampu, memang mungkin anda terlihat sempurnya mengerjakan sesuatu yang konsisten dengan baik dan benar, tapi sejatinya itu malah sebuah kegagalan jikalau anda hanya berkutat disitu, Coba ambil jalan lain, dan meski itu malah membawa anda pada kegagalan,

tapi anda sebenernya mendapat sesuatu yang lebih bernilai, apa itu ? PENGALAMAN
ya itu lah yang membuat kita berani, itulah yang membuat kita lebih baik dari sebelumnya.

LHO apa hubungannya almamater dengan pengalaman ?

apa ya ? gw jadi bingung juga =D

Janganlah kalian malu membawa/memakai karena merasa gak pantas memakai almamater itu, kalo kalian merasa belum siap lantas kapan siapnya ? Lagi pula coba pikir kalian mendapatkan almamater itu bukan sembarang dapet, kalian harus menjadi bagian dari Univ/sekolah itu dulu baru bisa mendapatkannya, Dan sebenernya anda sudah patut memakainya, janganlah lebih dulu ragu apa saya pantas ?, tapi cobalah pikir saya memakai almamater ini, dan saya akan membawa nama almamater ini dengan jalan dan cara saya, meski terlihat buruk dimata orang, tapi saya yakin saya mampu memberikan yang terbaik untuk almamater ini dengan CARA SAYA. Dan seiring berjalannya waktu, niscaya pengalaman akan menuntun anda Kejalan yang benar * wkek apa dah
Menuntun anda untuk membawa harum nama almamater kalian

Memang karena setitik nila rusak susu sebelanga, tapi apalah arti susu sebelanga jika tidak ditunjukkan/digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat, susu yang diminum orang bodoh jauh bermanfaat jika hanya disimpan seorang profesor sekalipun


Tidak ada komentar:

Posting Komentar